sdtoto.id, Tanjungpinang: Influencer dan seleb media sosial yang mempromosikan aktivitas judi online dapat mempengaruhi persepsi anak‑anak dan remaja tentang perjudian. Hal ini menjadikannya terlihat normal, menyenangkan, dan tanpa risiko, padahal studi internasional menunjukkan sebaliknya.
Semakin maraknya konten influencer yang menampilkan aktivitas berjudi, mulai dari taruhan olahraga, mesin poker (pokies), hingga betting dengan skin video game menimbulkan kekhawatiran tajam dari peneliti dan regulator. Dalam banyak kasus, audiens anak-anak dan remaja terpapar konten ini secara tidak disadari, dan melakukan imitasi perilaku berisiko.
Dalam survei kualitatif ke 64 anak usia 12–17 di Australia, responden menyatakan influencer membuat perjudian tampak “keren” dan “menyenangkan”. Endorsement seleb menurunkan persepsi risiko dan meningkatkan legitimasi aktivitas judi.
Di Australia, regulator pengawas (ACMA) menemukan bahwa anak usia 12 mulai tertarik pada taruhan olahraga setelah menonton konten influencer yang tampak glamor. Studi ini melaporkan hampir 30% remaja (usia 12–17) pernah mencoba berjudi dalam setahun terakhir.
Di Indonesia, anak-anak yang mengikuti influencer gaming dan lifestyle sering sekali mendapat paparan konten judi tanpa filter. Minimnya regulasi membuat platform influencer gampang dijadikan saluran promosi konten judol secara terselubung.
Konten judi yang dibungkus oleh influencer bisa menyusup ke pikiran anak-anak dan menjadi pola kebiasaan berisiko dengan persepsi tertarik karena hiburan, bukan karena sadar. Warga, regulator, dan platform harus bersinergi agar ruang digital tetap aman untuk generasi muda.